Kamis, 13 Juni 2013

Jika ditanya tentang keinginan, semua orang memiliki keinginan. Namun, jika kita bicara pencapaian, kita sering kali melihat, bahkan pada diri kita sendiri, ternyata kita sering kali tidak mencapai apa yang kita inginkan, bahkan mandek pada kondisi yang sama terus menerus.
Semua orang memiliki motivasi untuk meraihnya. Namun kenapa, apa yang kita ingin tidak pernah tercapai? Kita mandeg alias macet. Kita ingin bergerak, namun tidak pernah bergerak. Kita ingin melangkah namun tidak pernah terayun langkah ini.
Sebagian orang bisa melangkah. Sebagian orang bisa bergerak. Namun seperti berlari di tempat. Dia sibuk tetapi tidak menghasilkan. Dia cape, tetapi tidak ada bayaran atas kelehan yang menderanya.
Apa yang salah?
Mari coba kita renungkan, bagaimana hati, mindset, dan tindakan kita dimasa lalu. Mengapa tidak juga bergerak meraih apa yang kita inginkan? Apa penyebab kita selalu mandeg?
Coba periksa, apakah salah satu atau lebih penyebab dibawah ini ada pada diri Anda?

Kurang Bersyukur Terhadap Apa Yang Anda Miliki

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.  (QS. Ibrahim:7)
Bisa jadi kita telah berusaha, namun karena kita tidak mensyukuri nikmat yang ada, Allah belum mengijinkan kita untuk menambah nikmat yang baru. Bagaimana akan diberikan nikmat yang baru, jika nikmat yang ada saja tidak kita syukuri.
Kalau pun Anda tetap diberikan nikmat baru, meski tidak bersyukur, itu jauh lebih bahaya sebab nikmat tersebut akan berubah menjadi azab-Nya baik di dunia dan di akhirat. Syukur, bukan hanya akan menambah nikmat, namun menyelamatkan kita dari azab-Nya yang pedih.
Maka, mari kita syukuri nikmat yang ada pada diri kita. Besar, nikmat yang kita miliki itu besar. Seringkali kita sendiri yang menyepelekan nikmat-nikmat itu dengan mengeluh dan mengingkarinya. Orang yang mengingkari nikmatnya diantara lain suka protes untuk mendapatkan yang lebih, protes ingin nikmat yang lain, atau protes karena merasa sedikit. Mengeluh dan mengeluh.
Bersyukurlah, insya Allah kita akan mendapatkan yang lebih banyak. Janji Allah pasti benar.

Tidak Shabar Terhadap Kondisi

Kadang, kondisi memang tidak kondusif. Seolah tidak mendukung kita untuk meraih impian. Orang-orang di sekitar kita tidak mendukung. Cuaca tidak mendukung. Kondisi politik tidak mendukung. Kondisi ekonomi tidak mendukung. Pokoknya, semua terasa tidak mendukung kita untuk meraih impian.
Lalu bagaimana?
Jawabannya ada bershabar. Shabar bukan berarti diam, tetapi teguh pada kebenaran. Anda akan selalu bertanya, apa yang seharusnya saya lakukan pada kondisi seperti ini? Orang yang shabar akan akan memiliki prinsip, yang penting bukan apa yang terjadi pada diri Anda, tetapi bagaimana Anda menyikapinya dengan cara yang benar. Maka Anda akan menemukan jalan, bagaimana pun kondisi yang ada.
Sebaliknya, orang yang tidak shabar, akan sibuk menyalahkan kondisi. Orang yang tidak shabar akan menjadi diri menjadi korban sehingga akhirnya dia menyerah dan tidak pernah bergerak.

Melupakan Bahwa Hidup Adalah Ibadah

Meski kita harus memiliki tujuan dalam hidup, namun orientasi hidup kita sesungguhnya adalah pada proses, yaitu amal kita. Tujuan diciptakan kita adalah untuk beribadah, artinya untuk beramal atau dengan kata lain berproses.
Orang yang lupa bahwa tugas pokok dia untuk beribadah, dia hanya akan mudah berhenti. Orientasi dia hanya hasil dan kemudahan. Saat hasil tidak terlihat, dia berhenti. Saat kemudahan tidak dirasa, dia akan berhenti.
Berbeda dengan orang yang orientasi ibadah, seberat apa pun akan dia lakukan, sebab itu tidak akan sia-sia selama melakukan dengan ikhlas.

Menyerah Pada Ketakutan

Salah satu penyebab utama kenapa orang tidak bertindak atau bertindak namun tidak sepenuh hati, karena dia menyerah pada ketakutan. Saya katakan menyerah, sebab pada dasarnya semua orang itu takut, hanya saja ada yang menyerah ada juga yang tidak menyerah.
Setiap yang kita lakukan akan selalu mengandung resiko. Jika Anda ingin meraih apa yang Anda inginkan, maka Anda harus Berani Mengambil Resiko tidak boleh tidak.

Kurang Percaya Diri

Kepercayaan diri ibarat gigi persneling pada kendaraan Anda. Anda bisa menaikan kecepatan jika gigi persneling Anda pindah ka gigi yang lebih tinggi. Begitu juga dengan diri Anda, jika Anda tidak meningkatkan kepercayaan diri Anda, maka Anda tidak akan pernah berubah. Anda akan terus mandeg.
Jika Anda tidak mau mandeg lagi, maka tingkatkan kepercayaan diri Anda, sebab kepercayaan diri itu adalah Kondisi Dasar Untuk Sukses. Sukses ada dipengaruhi sejauh mana Anda percaya diri.

Terus Melihat Ke Belakang

Bisakah Anda mengendarai kendaraan hanya dengan melihat kaca spion? Tidak. Anda akan berhenti karena Anda akan menabrak apa yang ada di depan. Anda boleh melihat ke belakang, namun hanya sekali-kali saja, jangan terus melihat ke belakang, sebab bukan ke sana tujuan Anda.
Tujuan Anda adalah di depan, maka lihatlah ke depan. Artilah lihatlah masa depan, pikirkan apa yang bisa Anda lakukan untuk masa depan yang baik, dan ambilah tindakan untuk meraihnya.

Tujuan Yang Tidak Jelas

Anda tidak akan pernah membidik target Anda, jika Anda tidak bisa melihat target Anda dengan jelas. Begitu juga dalam bisnis, karir, dan aspek kehidupan lainnya. Jika kita tidak memiliki target yang jelas, Anda akan kesulitan untuk mendapatkannya.
Lalu bagaimana membuat target yang jelas? Silahkan baca artikel iniMembuat Tujuan dengan Metode SMART.

Selalu Mencari Tongkat Ajaib

Salah satu penyakit yang membuat kita mandeg adalah selalu mencari tongkat ajaib. Tongkat ajaib yang dimaksud adalah mencari cara mudah, tanpa usaha keras, dan tanpa mengeluarkan modal. Pengen hasil besar tanpa mau ribet dan/atau berkorban.
Dia akan sibuk, namun bukan sibuk meraih impiannya, tetapi sibuk mencari tongkat ajaib untuk mendapatkan impiannya. Apa yang terjadi, dia tidak akan pernah kemana-mana karena tongkat ajaib itu tidak ada. Dia hanya membuang waktu saja.

Terlalu Sibuk Untuk Mengasah Gergaji

Jangan seperti si penebang kayu, yang produktivitasnya terus menurun karena gergajinya yang sudah mulai tumpul. Namun, saat disarankan untuk mengasah gergaji, dia bilang sibuk. Maka tidak aneh jika produktivitasnya akan rendah terus.
Sama seperti kebanyakan orang yang sering beralasan terlalu sibuk untuk membaca buku, mengikuti pelatihan, menonton video pendidikan, dan sebagainya. Selain alasan terlalu sibuk, biasanya alasannya adalah tidak punya uang (atau tidak memprioritaskannya).
Jika Anda ingin maju atau tidak mandeg lagi, Anda harus meningkatkan level Anda. Jangan berharap akan mengalami kemajuan jika level Anda tidak pernah meningkat.


(copas from motivasi islami web)
Posted by Unknown On 22.06 No comments

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Youtube

    Total Pageviews